Perbedaan Infinix Smart 5 dan Smart 6
Sudah tidak sabar ingin meminang salah satu dari dua HP ini? Eits, tunggu dulu! Sebaiknya Anda ketahui dulu poin-poin perbedaan keduanya berikut ini.
Sistem Operasi saat Rilis
Yang perlu Anda ketahui dari dua HP ini adalah konfigurasi RAM dan memori internalnya yang terbatas yakni 2 GB dan 32 GB. Oleh karena itu, perusahaan pun memasangkan sistem operasi Android Go Edition yang disinyalir lebih cepat dari Android biasa dalam hal pembukaan aplikasi dan manajemen aplikasi di latar belakang.
Akan tetapi, keduanya memang tawarkan versi berbeda saat pertama kali dirilis. Seperti Infinix Smart 5 misalnya, yang dihadirkan pada tahun 2020 sehingga hanya mengusung Android 10 Go Edition. Sementara itu, Infinix Smart 6 punya OS lebih baru dengan Android 11 Go Edition.
Pada dasarnya, Android Go Edition punya fitur-fitur yang sama dengan reguler, hanya saja Google Play Store akan menggiring Anda untuk mengunduh varian Go dari aplikasi-aplikasi tertentu. Sebut saja YouTube Go, Maps Go, Gmail Go, dan lain-lain.
Ukuran dari aplikasi ini juga lebih sedikit, sehingga baik Infinix Smart 5 maupun Infinix Smart 6 mampu memuat banyak aplikasi ke dalam kapasitas memori internal yang terbatas. Tapi jika Anda ingin, bisa juga menginstal versi reguler dari aplikasi tersebut.
Android 11 Go Edition juga diklaim Google mampu membuka aplikasi 20 persen lebih cepat dibandingkan pada Android 10 Go Edition. Pada Android 11 Go Edition pula, tersedia fitur Safe Folder pada aplikasi Files yang akan mengunci data rahasia pengguna menggunakan kunci akses PIN empat digit, beserta proses navigasi yang lebih smooth dan nyaman pengguna.
Ada yang Punya Varian NFC
Satu hal penting lagi adalah soal kehadiran NFC. Infinix Smart 5 tidak punya NFC. Begitu juga sebenarnya dengan Infinix Smart 6. Namun, ada varian Infinix Smart 6 yang punya embel-embel NFC. Namanya Infinix Smart 6 NFC. Ini adalah ponsel Infinix Smart 6 yang punya fitur NFC. Selebihnya, spesifikasinya mirip dengan Infinix Smart 6
Infinix memang brand yang layak dilirik karena sederet produknya yang murah. Untuk varian dengan RAM 2 GB dan penyimpanan internal 32 GB, Infinix Smart 5 memiliki harga rilis sebesar Rp1.159.000,-. Sementara itu, ia pun tersedia dalam varian 3 GB + 64 GB dengan harga Rp1.349.000,-.
Ini berbeda dengan Infinix Smart 6 yang dibanderol dengan harga rilis Rp1.249.000,- (RAM 2 GB + 32 GB). Sementara untuk Infinix Smart 6 NFC, dibanderol dengan harga Rp1.299.000
Dengan beragam fitur dan spesifikasi yang dihadirkan, membuat Smart 5 dan 6 layak menempati tempat istimewa di hati pencinta gadget. Jadi, mana yang Anda pilih?
Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di
. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!
Masa pekerjaannya di Carisinyal menumbuhkan sebuah interest baru terhadap dunia gadget. Hal ini membuatnya seringkali terpana dengan ponsel dan tablet berkualitas tinggi dengan harga yang begitu miring. Ponsel yang ia paling anggap menarik merupakan Xiaomi Mi A1 yang senantiasa menemaninya sejak 2018. Ponsel tersebut simply works untuk memenuhi segala kebutuhan hiburan dan produktivitasnya.
Konfigurasi Kamera Depan dan Belakang
Selain performa, kedua smartphone ekonomis ini juga turut berbeda dalam hal kemampuan fotografinya. Infinix Smart 5 hadir pada dua versi yaitu model X657 dan X657C. Nah, untuk model X657 yang hadir di Indonesia, ia memiliki kamera utama sebesar 13 MP beserta dua lensa pendamping QVGA.
Sedangkan untuk varian model X657C, memiliki kamera 8 MP sebagai lensa utama dengan tambahan satu lensa QVGA. Entah apa yang dimaksud Infinix dengan QVGA secara persis, namun dugaan kami ini hanyalah kamera-kamera tambahan untuk keperluan dekoratif, alias gimmick.
Lalu, alih-alih memberikan peningkatan dari sisi kamera, sang perusahaan asal Hong Kong ini justru malah memberikan resolusi kamera yang lebih rendah pada Infinix Smart 6 yaitu 8 MP saja. Adapun sebagai lensa pendampingnya, ia hanya mengandalkan kamera 0.8 MP depth sensor untuk mengambil gambar bokeh. Sehingga, total kamera belakang yang dimilikinya hanyalah Dual Camera.
Secara kemampuan videografinya, keduanya pun sama-sama menyuguhkan resolusi hingga 1080p pada frame rate 30 FPS. Lain hanya dengan bagian depan yang menyajikan resolusi berbeda. Infinix Smart 5 hadir dengan kamera selfie 8 MP sementara Infinix Smart 6 hanya 5 MP. Pengguna bisa merekam selfie dengan resolusi 1080p, beda dengan Smart 6 yang hanya dukung video 720p.
Dilansir dari laman spesifikasi resmi kedua smartphone, Infinix Smart 5 tertera mendukung protokol WiFi IEEE 802.11 a/b/g/n/ac. Kami ingin memberikan penekanan pada "ac"-nya, yang menandakan bahwa Infinix Smart 5 memang telah mendukung dual band WiFi 5.
Berbeda dengan Infinix Smart 6 yang mendukung protokol IEEE 802.11 b/g/n. Ini artinya, ia hanya bisa terhubung dengan pita jaringan 2,4 GHz saja, tidak seperti Infinix Smart 5 yang sudah bisa terkoneksi dengan router yang berjalan pada 5 GHz.
Lalu, apa bedanya 2,5 GHz dan 5 GHz? Singkatnya, jaringan 5 GHz ini punya kecepatan internet yang jauh lebih tinggi, namun modem yang menggunakan jaringan ini hanya bisa meraih jarak gapai yang tidak begitu luas, seperti yang dilansir dari CenturyLink.
Dengan begini, Infinix Smart 5 adalah opsi yang lebih baik jika Anda membutuhkan koneksi internet yang kencang. Jika Anda memilih Infinix Smart 6, mungkin akan mengalami kendala terkoneksi ke internet pada beberapa tempat publik seperti kafe restoran yang sudah beralih ke router WiFi 5.
Tahukah Anda? Infinix Smart 5 dan 6 rupanya sama-sama dibekali dengan sensor sidik jari terlepas dari harganya yang hanya 1 juta lebih sedikit. Ini sebuah pertanda kalau kedua ponsel tersebut jelas lebih baik dari mayoritas HP 1 jutaan lainnya.
Adapun sensornya ini terletak di belakang bodi alih-alih di samping menyatu dengan tombol power. Alhasil, keduanya menampilkan sebuah ceruk di belakang yang mempengaruhi sisi estetika desain bodi. Namun hal ini tidak masalah, adanya sensor sidik jari saja sudah kabar bagus, bukan?
Dua ponsel ekonomis tersebut pun menggunakan filosofis desain yang agak sedikit berbeda, contohnya saja pada Infinix Smart 5 yang menampilkan pantulan cahaya dengan pola berbentuk segitiga tanpa alas, sedangkan Infinix Smart 6 hadir dengan pola yang mirip zigzag, walau sebenarnya bukan zigzag sepenuhnya, sih.
Adapun di bagian modul kameranya, kami pribadi lebih menyukai desain pada Infinix Smart 5 dengan latar berwarna hitam. Membuatnya tampak seperti ponsel-ponsel premium di kelas menengah. Infinix Smart 6 yang dirilis lebih baru justru malah hadirkan modul kamera dengan desain lebih "apa adanya", berformat 4 x 4 yang sudah banyak dijumpai pada HP lain di kelas yang sama.
Helio A20 vs. Unisoc SC9863A
Sejatinya, opsi chipset tidak hanya berpengaruh pada aktivitas gaming saja melainkan juga pada kemampuannya menjalankan tugas sehari-hari, seperti loading aplikasi, pemrosesan kegiatan fotografi, mengekstrak file kompresan, dan masih banyak lagi. Itu mengapa, penting untuk menelaah chipset mana yang lebih baik di antara Infinix Smart 5 dan Smart 6, terlepas keduanya sama sekali tidak ditujukan untuk gaming.
Adalah Infinix Smart 5 yang hadir di tahun 2020, mengandalkan SoC dari MediaTek yakni Helio A20 yang mengusung proses fabrikasi 12 nm. Ini merupakan salah satu jenis SoC MediaTek entry level yang paling sederhana, hanya menawarkan konfigurasi empat inti CPU saja alih-alih delapan.
Adapun keempat CPU tersebut adalah ARM Cortex A53 yang berlari pada kecepatan 1.8 GHz. Sementara itu, ia turut mengusung PowerVR GE8320 sebagai kartu pengolah grafisnya.
Chipset ini bisa dikatakan memiliki dapur pacu yang kurang memadai untuk standar zaman sekarang, sebuah hal yang akhirnya Infinix perbaiki pada seri generasi penerusnya yaitu Infinix Smart 6.
Meski berada di tingkatan entry level yang sama, namun setidaknya Infinix Smart 6 sudah membawakan Unisoc SC9863A yang hadirkan konfigurasi delapan inti prosesor, atau yang biasa disebut octa-core.
Kinerja chipset ini memang dinilai lebih baik dari sebelumnya. Tapi, kekurangannya terletak pada proses fabrikasi yang lebih tinggi yakni 28 nm. Sekadar informasi, tingginya angka proses fabrikasi secara umum berpengaruh pada tingkat efisiensi chipset. Adapun kartu pengolah grafisnya merupakan PowerVR IMG8322.
Untuk diketahui, sebuah sumber bernama NanoReview memaparkan hasil benchmark Helio A25 yang mencapai 89.418 poin saja (AnTuTu v9). Sedangkan, Unisoc SC9863A jauh lebih baik di angka 123.076 poin (AnTuTu v9). Kendati hanya berupa perbandingan hasil benchmark sintetis, jomplangnya kedua skor tersebut secara terang-terangan memberikan gambaran bahwa Infinix Smart 6 memang punya chipset lebih bertenaga dibanding Infinix Smart 5.
Halo Sobat Zenius, kamu tentu sudah belajar tentang angka romawi di sekolah kan? Sebenarnya menulis angka 1,2,3,4 sampai angka romawi 2020, 2021 dan yang lebih besar sebenarnya tidak sulit lho.
Nah, lewat artikel ini, aku mau jelasin lengkap tentang sejarah munculnya angka romawi, hingga menulis dan menghitung dalam angka romawi.
Eits, tapi sebelum lebih jauh, aku mau tanya dulu nih, IV angka berapa? XI angka berapa?
Beberapa di antara Sobat Zenius pastinya sudah tahu jawabannya kan? Yap, betul sekali IV adalah 4 dalam angka romawi, dan XI adalah 11 romawi.
Nah, biar makin jago lagi menghitung angka-angka yang lebih besar, yuk belajar bareng!
Munculnya angka romawi berasal dari adanya peradaban yang paling lama berkuasa di muka bumi bernama Peradaban Romawi.
Melansir Britannica, peradaban Romawi Kuno tercatat mulai berkuasa pada tahun 27 SM (Sebelum Masehi) hingga 476 M (Masehi).
Meski sekarang bangsa ini sudah tidak lagi berkuasa, peninggalan Peradaban Romawi masih bisa kita saksikan dan pelajari sampai sekarang. Salah satunya adalah sistem angka romawi.
Selain angka, bangsa romawi juga memiliki peninggalan lainnya seperti Colosseum dan Bahasa Latin atau Bahasa Yunani yang menjadi induk dari berbagai bahasa di dunia.
Ngomong-ngomong mengenai peninggalan, angka romawi termasuk dalam sistem angka tertua yang masih terus digunakan dan dipelajari hingga sekarang lho.
Kalau kamu gak percaya, kamu bisa tengok peta dan temukan beberapa nama jalan yang terselip angka romawi di dalamnya.
Bahkan bahasa Indonesia juga memiliki sederet kata-kata yang diserap dari bahasa Latin seperti:
Iyes, bahasa Latin meskipun sudah tidak lagi digunakan dalam percakapan sehari-hari, masih tetap digunakan dalam bentuk tulisan.
Bahkan banyak istilah hukum yang dituliskan dalam bahasa Latin seperti:
Nah, itu tadi sekilas sejarah dan asal muasal dari angka romawi. Selanjutnya kita akan mulai menghafal bentuk dan cara penggunaan angka romawi ya.
Buat kamu yang belum punya aplikasi Zenius, yuk download dulu apps-nya dengan klik banner di bawah ini!
Download Aplikasi Zenius
Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapan elo sekarang juga!
Marcus Aurelius (Gladiator)
Marcus Aurelius Antoninus (121–180 M) adalah kaisar Romawi dari 161 hingga 180 M sekaligus seorang filsuf Stoik. Ia dikenal sebagai salah satu dari "Lima Kaisar Baik" terakhir dan pemimpin terakhir dalam periode damai Pax Romana. Sebagai putra dari Marcus Annius Verus, Marcus Aurelius diadopsi oleh Antoninus Pius, pengganti Kaisar Hadrian, sehingga ia menjadi pewaris takhta. Ia berkuasa bersama saudaranya, Lucius Verus, dan mengatasi banyak konflik militer, termasuk perang melawan Kekaisaran Parthia dan berbagai suku Jermanik dalam Perang Marcomanni. Masa pemerintahannya juga diwarnai oleh wabah Antonine, yang menewaskan jutaan orang, termasuk kemungkinan Lucius Verus.
Marcus adalah penulis Meditations, karya yang mengungkapkan pemikirannya sebagai filsuf Stoik dan masih dihargai hingga kini. Ketika Marcus meninggal, ia digantikan oleh putranya Commodus, yang banyak dianggap gagal meneruskan kebijakan baik ayahnya.
Dalam film Gladiator (2000), Marcus Aurelius diperankan oleh aktor Richard Harris. Film ini menggambarkan Marcus sebagai sosok bijaksana yang menginginkan kebebasan Romawi kembali ke era republik, tetapi ia justru dibunuh oleh Commodus (diperankan oleh Joaquin Phoenix), yang haus akan kekuasaan. Meskipun film ini menampilkan banyak aspek fiksi, karakter Marcus tetap mencerminkan kepribadiannya sebagai pemimpin Stoik yang filosofis dan berpikiran damai.
Baca Juga: Review Gladiator II: Perjuangan Lucius Menapak Bayangan Maximus
Caracalla (Gladiator 2)
Marcus Aurelius Antoninus, atau lebih dikenal sebagai Caracalla, adalah Kaisar Romawi yang memerintah dari 198 hingga 217 M. Caracalla merupakan putra tertua Kaisar Septimius Severus dan permaisurinya, Julia Domna. Dia diangkat sebagai kaisar bersama oleh ayahnya pada 198, dan pada 209 adiknya, Geta, juga diangkat menjadi kaisar bersama. Setelah ayah mereka meninggal pada 211, Caracalla dan Geta berbagi kekuasaan, tetapi konflik antara keduanya berakhir tragis ketika Caracalla memerintahkan pembunuhan Geta untuk menguasai kekaisaran secara tunggal.
Caracalla terkenal karena beberapa kebijakan penting, termasuk Konstitusi Antonine atau Edik Caracalla, yang memberikan kewarganegaraan Romawi kepada semua pria bebas di kekaisaran. Ia juga membangun Pemandian Caracalla yang megah dan memperkenalkan mata uang baru, antoninianus. Namun, pemerintahannya juga diwarnai ketidakstabilan dalam negeri dan serangan bangsa Jerman. Caracalla meninggal pada 217, dibunuh oleh seorang tentara yang tidak puas.
Di Gladiator 2, Caracalla yang diperankan oleh Fred Hechinger diperlihatkan sebagai kaisar yang tiran dan kejam. Sumber-sumber kuno seperti Cassius Dio menggambarkannya lebih sebagai prajurit daripada kaisar. Nama "Caracalla" sendiri berasal dari pakaian khas yang sering ia pakai. Ia dikenal karena melancarkan kampanye militer besar, namun masa pemerintahannya dipenuhi pembunuhan dan pembersihan terhadap lawan-lawan politiknya, terutama setelah membunuh Geta dan menghapus semua jejak tentang saudaranya dalam sejarah Romawi, termasuk memerintahkan pembunuhan sekitar 20.000 pendukung Geta.
Kategori Angka Romawi yang Rumit
Di awal artikel tadi kamu udah memahami simbol dalam angka romawi. Tapi gimana ya kalau kamu pengen mengetahui atau tiba-tiba ketemu sama angka romawi kayak gini: MCMLXXXIV.
Kira-kira berapa ya ini?
Okay, bilangan tersebut tampaknya akan rumit jika kamu baca langsung begitu saja. Tapi tidak ada yang tidak mungkin kan. Kamu bisa coba perlahan dengan memecah bilangan tadi satu per-satu.
Jadinya akan seperti ini:
Kurang lebih begitu sih sederhananya. Sebenarnya masih ada simbol lain dari angka romawi tetapi cukup jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari.
Nah kalau kamu masih penasaran tentang angka romawi, kamu juga bisa akses materi yang lebih lengkap soal membaca angka romawi yang sudah dibahas oleh salah seorang tutor Zenius di link ini.
Untuk dapat menguasai angka romawi sebenarnya tidak sulit. Sebagaimana trik dalam mempelajari bahasa yang lain, kamu hanya perlu untuk lebih sering dalam mempraktikkannya.
Semakin sering kamu melakukannya, kamu akan semakin mudah dalam menguasainya.
Bagaimanapun juga angka romawi atau bahasa Latin adalah salah satu peninggalan dari peradaban manusia.
Hari ini mungkin semakin sedikit orang yang bisa memahaminya. Terlebih lagi karena bahasa latin bukan merupakan bahasa pergaulan.
Dan salah satu upaya untuk melestarikan angka romawi adalah dengan mempelajari dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sama halnya ketika kamu mengetahui adanya bahasa daerah di Indonesia yang juga terancam punah karena kehilangan penutur.
Kalau kamu memiliki perhatian khusus terhadap kelestarian bahasa yang ada di dunia, cobalah untuk melakukan upaya pelestarian yang sederhana terlebih dahulu dengan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.
Oh iya, selain materi Matematika tentang angka romawi, kamu bisa mengasah kemampuan matematika kamu dari materi yang lain lho.
Caranya cukup cobain Zencore aja! Lewat adaptive learning dan Core Practice ini, kamu bisa upgrade otak biar cerdas beneran sekaligus tahu seberapa jago kemampuan fundamental.
Ditambah, kamu juga bisa ajak sekalian temen-temenmu buat push rank! Langsung klik banner di bawah ini ya buat cobain.
Biar makin mantap, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini!
Baca Juga Artikel Lainnya
Cara Membaca Angka dan Huruf Braille dengan Cepat
Cara Membaca Kaliper dengan Tepat
Reference:Roman Empire – Encyclopedia Britannica (2021)The universal history of numbers: from prehistory to the invention of the computer (2000)
Originally Published: 13 January, 2020Updated by: Sabrina Mulia Rhamadanty & Rizaldi Abror
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam dunia sinema epik, Gladiator (2000) menjadi salah satu film yang berhasil menggambarkan keagungan sekaligus kekejaman Kekaisaran Romawi. Film ini tidak hanya memukau penonton dengan aksi dan visual yang megah, tetapi juga dengan karakter para kaisar yang penuh intrik dan kompleksitas.
Kaisar-kaisar ini, dari Marcus Aurelius yang bijaksana hingga Commodus yang kejam, membawa dimensi mendalam pada cerita perjuangan dan pengorbanan. Kini, dua dekade setelah film pertamanya, Gladiator 2 (2024) menghadirkan kelanjutan kisah, menyoroti para kaisar baru yang mewakili harapan dan tantangan baru bagi Roma. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang karakter para kaisar dalam dua film ini dan bagaimana masing-masing dari mereka mencerminkan sisi terang dan gelap dari kekuasaan Romawi.
Lucius Verus (Gladiator 2)
Lucius Aurelius Verus adalah Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 161 hingga kematiannya pada tahun 169, bersama saudara angkatnya, Marcus Aurelius. Ia merupakan bagian dari Dinasti Nerva-Antonine dan menandai pertama kalinya Kekaisaran Romawi diperintah oleh dua kaisar secara bersamaan.
Lahir pada 15 Desember 130, Verus adalah putra tertua Lucius Aelius Caesar, anak angkat pertama Kaisar Hadrian. Setelah ayah kandungnya meninggal pada tahun 138, ia diadopsi oleh Antoninus Pius, yang kemudian menjadi kaisar setelah Hadrian wafat. Ketika Antoninus Pius meninggal pada tahun 161, Marcus Aurelius menjadi kaisar dan mengangkat Verus sebagai rekan-kaisar.
Selama masa pemerintahannya, Verus banyak terlibat dalam perang melawan Parthia, yang berakhir dengan kemenangan Romawi dan beberapa pencapaian teritorial. Setelah ikut serta dalam Perang Marcomanni, Verus jatuh sakit dan meninggal pada tahun 169. Senat Romawi kemudian menobatkannya sebagai "Divus Verus" atau "Verus Ilahi."Yes, kamu tidak salah baca, Lucius Verus yang menjadi karakter utama Gladiator 2 ini seharusnya adalah saudara angkat sang kakek. Jadi Gladiator benar-benar mengacaukan berbagai sejarah Romawi demi kepentingan cerita dan karakter.
Nah itu enam kaisar Romawi di Gladiator 1 dan Gladiator 2.
Gimana menurutmu? Sampaikan di kolom komentar!
Baca Juga: Hercules: The Legend Begins, Layaknya Film Gladiator dan 300 yang Dilebur Menjadi Satu
Seiring berkembangnya waktu, kini tak hanya HP harga selangit yang bawakan fitur-fitur dan spesifikasi keren. Bahkan dengan harga 1 jutaan lebih sedikit saja, Anda sudah dapat memiliki Infinix Smart 5 dan Infinix Smart 6 yang bawakan sensor dan fitur berguna untuk keseharian Anda.
Hadir di bawah naungan Infinix, ponsel-ponsel murah ini pastinya akan memberikan yang lebih. Ini karena Infinix memang sebuah brand yang sudah dianggap spesialis dalam hal produk murah meriah dengan fitur yang kadang buat konsumen tidak habis pikir, seperti layar segede gaban yang nyaris menyerupai tablet, ataupun sensor sidik jari di rentang harga 1 juta.
Nah, mengingat keduanya ini merupakan "kakak beradik" dengan nama yang nyaris sama, tidak ada salahnya mencoba memahami apa yang membedakan dua HP ini. Yuk, disimak sampai tuntas yang berikut ini!